Nama Kelompok :
Dhita Ayu A.
Dwinindita Putri
Lita
Daniyah A.
Tugas
Portofolio 4
A. Sikap
Kerja
Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
sada (2000), menjelaskan sikap kerja adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Misalnya, jika membagi tanggung jawab antara manajemen puncak dengan karyawan dari sudut pandang pekerjaan. Keduanya jelas berbeda. Manajemen harus menanggung tanggung jawab atas produk atau jasa tetapi karyawan hanya menanggung proses bagaimana membuat produk atau jasa tersebut. Jika prosesnya benar maka hasilnya tentu akan baik.
ikap kerja bisa dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik pekerjaan akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi harus diingat, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan. Harus selalu diingat proses akan menentukan hasil akhir.
Aniek (2005)
menjelaskan sikap kerja sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas atau
tidak puas terhadap pekerjaannya. Indikasi karyawan yang merasa puas pada
pekerjaannya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan ikut memajukan
perusahaana. Sebaliknya karyawan yang tidak puas pada pekerjaannya akan bekerja
seenaknya, mau bekerja kalau ada pengawasan, tidak jujur, yang akhirnya dapat
merugikan perusahaan.
Terdapat banyak cara untuk mengukur kepuasan kerja
karyawan dalam suatu organisasi/perusahaan baik besar maupun kecil. Paling tidak
terdapat empat cara yang dapat dipakai untuk mengukur kepusan kerja, yaitu (1) Rating Scale, (2)
Critical incidents, (3) Interviews dan (4) Action Tendencies
Rating Scale
Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur
kepuasan kerja dengan menggunakan Rating Scale
antara lain: (1) Minnessota Satisfaction Questionare, (2) Job Descriptive
Index, dan (3) Porter Need Satisfaction Questionare.
Minnesota Satisfaction Questionare (MSQ) adalah suatu
instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang
di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur
kepuasan dan unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur berbagai aspek pekerjaan
yang dirasakan sangat memuaskan, memuaskan, tidak dapat memutuskan, tidak
memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta memilih satu alternatif
jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.
Job descriptive index. adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang
dikembangkan oleh Kendall, dan
Hulin. Dengan instrumen ini dapat diketahui secara luas bagaimana sikap
karyawan terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur
adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, supervisi dan mitra
kerja.
Porter Need Satisfaction Questionare adalah suatu intrumen pengukur kepuasan kerja yang
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja para manajer. Pertanyaan yang diajukan
lebih mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan yang dihadapi
oleh para manajer.
Critical Incidents
Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg.
Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua
faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para
karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak
puas.
Interview
Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan
wawancara yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode
ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap
berbagai aspek pekerjaan.
Macam-macam bentuk kerja
Bentuk kerja jika kita lihat
dari sikap terhadap kerjanya ini adalah sebagai berikut:
1. Kerja Keras
Kerja keras ini berarti kita
harus mempunyai sifat mampu dalam bekerja atau "gila kerja" untuk
mencapai sasaran yang ingin dicapai.
2. Kerja Cerdas
Kerja cerdas ini juga harus
ditumbuhkan dalam sikap kita. Kerja cerdas ini yaitu kita harus bisa
memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang dan mencari solusi.
3. Kerja ikhlas
Kerja ikhlas merupakan bekerja
dengan bersungguh-sungguh agar dapat menghasilkan sesuatu yang baik dan
dilandasi dengan hati yang tulus karena Allah.
4. Kerja mawas
Kerja mawas yaitu kerja yang
tidak terpengaruh oleh perasaan kemarahan yang sedang melanda jiwanya.
5. Kerja tuntas
Kerja tuntas yaitu bahwa kita harus bisa
mengorganisasikan bagian-bagian usaha secara terpadu dari awal hingga akhir
untuk menghasilkan usaha yang maksimal. Itulah 5 Bentuk Sikap kerja yang
seharusnya ada pada diri seseorang. Untuk itu buatlah diri Anda agar bisa
meraih 5 sikap kerja tersebut.
mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memangdang
pekerjaan mereka. Serta kepuasan kerja adalah tingkat dimanan individu
merasakan positif atau negative tentang suatu pekerjaan. Robbins (2001)
mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang
individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menurut interaksi dengan rekan
sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standar
kinerja, hidup pada kondisi kerja yang sering kurang dari ideal, dan hal serupa
lainnya.
Gibson, Ivanevich dan Donnely
mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah ungkapan perasaan seseorang
tentang kesejahteraanuntuk melakukan pekerjaan bahwa kepuasan kerja
adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan. Bahwa sikap itu berasal
dari persepsi mereka tentang pekerjaan, persepsi itu adalah proses kognitif
(pemberian arti)yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami
cara pandang individu dalam melihat hal yang sama dengan cara yang berbeda.
Kepuasan kerja juga adalah sebagai hasil dari persepsi karyawan mengenai
seberapa baik pekerjaan merekadan memberikan hal yang dinilai penting. Koesmono
(2005) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian, perasaan atau
sikap seseorang atau karyawan terhadap pekerjaannya dan berhubungan dengan
lingkungan kerja dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja
adalah dipenuhinya beberapa keinginan dan kebutuhannya melalui kegiatan kerja
atau bekerja.
Berdsasarkan pendapat para ahli mengenai definisi
konsep kepuasan kerja dan menurut hemat penulis, kepuasan kerja adalah sikap
positif dan perasaan yang menyenangkan erhadap pekerjaan, gaji, supervise, rekan
kerja dan hal-hal yang menyangkut dunia kerjanya.
Teori
kepuasan kerja menurut Wexle dan Yukl
a. Discrepancy
theory
Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan
menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan.
b. Equity
theory
Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan
merasakan adanya keadilan (equity) atau tidak atas suatu situasi. Perasaan
equity dan inequityatas suatu situasi.
Ada tiga
elemen dari teori equity yaitu :
·
Input adalah segala sesuatu yang berharga yang
dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan.
·
Out comes segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan
karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya.
·
Comparison person adalah kepada orang lain dengan siapa
karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimiliknya.
c. Two factor
theory
Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) teori kepuasan
kerja yang ia namakan teori dua faktor terdiri dari faktor hygienedan faktor
motivator.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja
Beberapa ahli berpendapat mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Faktor–faktor kepuasan kerja menurut Greenberg
& Baron (1995) ada 2 faktor yaitu:
a.Faktor-faktor
organisasional
1)Sistem penggajian
2) Kualitas dari supervisi
3). Desentralisasi kekuasaan
4). Tingkat kerja dan dorongan sosial
5). Kondisi kerja yang menyenangkan
b. Faktor
Personal
1). Variabel kepribadian
2). Status dan senioritas
3). Pekerjaan yang sesuai dengan minat
4). Kepuasan hidup
Selanjutnya
Robbins (1996) menjelaskan lagi beberapa faktor yang
mempengaruhi
kepuasan kerja diantaranya :
a. Tantangan kerja
b. Sistem gaji yang adil
c. Kondisi kerja yang mendukung
d. Rekan kerja yang mendukung
Menurut Spector (1997) aspek-aspek kepuasan kerja ada 2
faktor yaitu instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor-faktor ini dijadikan
sebagai indikator dalam penelitian ini dalam skala kepuasan kerja.
·
Factor Interinsik
1. Activity : Seberapa jauh
pekerjaan tersebut tetap dapat meyibukkan individu
2. Independence : Kewenangan untuk dapat bekeja sendiri
3. Variety : Kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang
berbeda-beda
4. Social status : Pengakuan masyarakat luas tentang
status pekerjaan
5. Moral values
: Pekerjaan tidak berhubungan dengan segala sesuatu yang dapat mengganggu hati
nurani
6. Security Kepastian kerja yang diberikan
7. Social service : Kesempatan untuk membantu orang
lain mengerjakan tugas
8. Authority : Memiliki kekuasaan terhadap orang lain
9. Ability utilization : Kesempatan untuk menggunakan
kemampuan yang ada
10. Responsibility :Tanggung jawab dalam membuat
keputusan dan tindakan
11. Creativity : Kebebasan untuk mengungkapkan ide yang
baru
12. Achievement : Perasaan yang didapat ketika
menyelesaikan suatu tugas
Aspek dan
factor Eksterinsik
1. compensation Besarnya imbalan atau upah yang
diterima
2. Advancement ; Kesempatan untuk memperoleh promosi
3. Coworkers ; Seberapa baik hubungan antara sesama
rekan kerja
4. Human
relations supervisions : Kemampuan atasan dalam menjalin hubungan interpersonal
5. Technical supervisions
: Kemampuan atau skill atasan menyangkut segala sesuatu yang berhubungan dengan
pekerjaan
6. Company
policies and practice : Seberapa jauh perusahaan menyenangkan para pekerja
7. Working
conditions : Kondisi pekerjaan seperti jam kerja, temperatur, perlengkapan
kantor serta lokasi pekerjaan
8. Recognition : Pujian yang diperoleh ketika
menyelesaikan pekerjaan yang baik.
Ada lima komponen utama kepuasan kerja yaitu:
1) Sikap
terhadap kelompok kerja
2) Kondisi umum pekerjaan
3) Sikap terhadap perusahaan
4) Keuntungan secara ekonomi
5) Sikap terhadap manajemen
Dimensi dan
Aspek-aspek kepuasan kerja
Berdasarkan konsep para hali terdapat tiga dimensi
dalam kepuasan kerja yaitu;
1) Kepuasan kerja merupakan respion emosional terhadap situasi
kerja maka dengan demikian bahwa kepuasan kerja dapat dilihat dan diduga.
2) Kepuasan kerja sering dituntut menurut seberapa baik
hasil yang dicapai yang memenuhi atau melampaui harapan. Misalnya jika seorang
anggota oraganisasi merasa bahwa mereka bekerja terlalu keras dari pada yang
lain dalam suatu department tetapi meneroma penghargaan lebih sedikit maka
mungkin mereka makan memiliki sikap negatif pada perusahaan. rekan kerja dan
mereka tidak puas. serta sebaliknya.
3) Kepuasan kerja mewakili sikap yang berhubungan
selama bertahun-tahun.Luthans (2005) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja. Hal-hal utama dengan mengingat dimensi-dimensi
paling penting yaitu gaji, pekerjaan itu sendiri, promosi, pengawasan, kelompok
kerja dan kondisi kerja.
5
DIMENSI KEPUASAN KERJA
Nelson and Quick (2006) mengungkapkan bahwa
kepuasan kerja dipengaruhi 5 dimensi spesifik dari pekerjaan yaitu gaji,
pekerjaan itu sendiri, kesempatan promosi, supervisi dan rekan kerja.
·
Gaji : sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana
hal ini bisa diangap sebagai hal yang pantas dibandingkan dengen orang lain di
dalam organisasi. Karyawan memandang gaji sebagai refleksi dari bagaimana
manajemen memandang kontribusi mereka terhadap perusahaan.
·
Promosi merupakan factor yang berhubungan dengan ada
atau tidaknya kesempatan memperoleh peningkatan karier selama bekwerja.
Kesempatan inilah yang memiliki pengaruh yang berbeda pada kepuasan kerja.
·
Supervise merupakan kemampuan atasan untuk memberikan
bantuan teknis dan dukungan prilaku kepada bawahan yang mengalami permasalahan
dalam pekerjaan.
·
Rekan Kerja merupakan tungakat dimana rekan kerja yang
pandai dan mendukung secara social merupakan factor yang berhubungan dengan
hubungan antara pegawai dan atsannya dan dengan pegawai lainnya baik yang sama
maupun yang berbeda jenis pekerjaan.
Aspek aspek
Kepuasan kerja
a. Aspek
Psikologis yang berhubungan dengan kejiwaandan minat, ketentraman kerja dan
sikap kerja, bakat dan ketrampilan dari karyawan.
b. Aspek
social berhubungan dengan interaksi social baik antar sesame karyawan maupun
antar karyawan yang berbeda jenis kerja serta hubungan dengan anggota keluarga.
c. Aspek
fisi berhungbungan dengan kondisi tubuhnya meliputi juga jenis pekerjaanya
pengaturan kerja, pengaturan waktu istirahat dan keadaan ruangan, kondisi
kesehatan dan umur.
d. Aspek
Finasial berhubungan dengan jaminan ddan kesejatheraan yang melipti system
besaran gaji, jaminan social, tunjangan faislitas dan promosi.
Daftar Pustaka
Waluyo, Minto. (2013). Psikologi Industri.
Jakarta: Akademia Permata
Koesmono,
Teman. (2005). Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja
serta kinerja karyawan pada sub sektor industri pengolahan kayu skala menengah
di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 07.
Hal 171-188.
Johan,
Rita. (2002). Kepuasan kerja karyawan dalam lingkungan institusi
pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, Vol.01, Hal 6-31.
Situmorang,
Benyamin. (2014). Pengaruh perilaku inovatif dan kepemimpinan pembelajaran
terhadap Kepuasan Kerja Kepala SMP di Medan. Elementary School
Journal. Vol. 01. Hal 26-41.
Muzayanah,
A., Dian, N. (2008). Hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan kepuasan
kerja karyawan (guru). Jurnal Soul. Vol. 01. Hal 32-46.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar