A. Pengertian Kesehatan Mental
Istilah
“kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil
dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang
artinya psikis, jiwa atau kejiwaan.Kesehatan mental merupakan bagian dari
psikologi agama, terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi masyarakat yang membutuhkan jawaban atas berbagai permasalahan yang
melingkupinya.
B. Dimensi Psikologis Kesehatan
Mental
Aspek
psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis,
sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu
berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis
tidak dapat dipisahkan untuk melihat sisi jiwa manusia.
Ada beberapa aspek psikis yang
turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :
Pengalaman
awal Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada
individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah
merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental
individu di kemudian hari.Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan
kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi
yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya
sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan
pengalaman puncak.Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang
mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar
yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi
kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan
aktualisasi diri
C. Gangguan dan Penyakit Jiwa
1.
Psikosomatik, Adalah penderita yang
menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada tubuhnya yang disebabkan oleh
faktor-faktor emosional melalui syarat yang menimbulkan perubahan yang tidak
mudah pulihnya, misalnya : sulit tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan,
makan berlebihan.
2.
Kelainan kepribadian, Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial. Misalnya orang suka meledak emosinya.
3.
Retardasi mental, Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa
seseorang.
4.
Rasionalisasi, Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan
dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati
nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5.
Neurosis, Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar,
dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena sikap
seseorang terhadap orang lain.
Ciri-ciri
neurosis meliputi : sering adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan
aspek-aspek kepribadian, phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena
neurosis mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan
gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6.
Psikosis, Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa
penyakitnya, karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya
meliputi :
1.
Disorganisasi proses pemikiran
2.
Gangguan emosional
3.
Disorientasi waktu, ruang
4.
Sering atau terus berhalusinasi
D. Terapi Gangguan Jiwa
Terapi
di sini mengandung arti proses penyembuhan dan pemulihan jiwa yang benar-benar
sehat. Di antaranya terapi-terapi yang digunakan meliputi beberapa bentuk :
Terapi
holistic, yaitu terapi yang tidak hanya menggunakan obat dan ditujukan kepada
gangguan jiwanya saja, dalam arti lain terapi ini mengobati pasien secara
menyeluruh
Psikoterapi
keagamaan, yaitu terapi yang diberikan dengan kembali mempelajari dan mengamalkan
ajaran agama
Farmakoterapi,
yaitu terapi dengan menggunakan obat. Terapi ini biasanya diberikan oleh dokter
dengan memberikan resep obat pada pasien.
Terapi
perilaku, yaitu terapi yang dimaksudkan agar pasien berubah baik sikap maupun
perilakunya terhadap obyek atau situasi yang menakutkan. Secara bertahap pasien
dibimbing dan dilatih untuk menghadapi berbagai objek atau situasi yang
menimbulkan rasa panik dan takut. Sebelum melakukan terapi ini diberikan
psikoterapi untuk memperkuat kepercayaan diri.
Kesehatan Mental kasus
Schizophrenia
Kesehatan
Fisik ialah keadaan baik, artinya bebas dari sakit seluruh badan dan
bagian-bagiannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud-Balai Pustaka,
Jakarta 1996). Kesehatan fisik bisa kita lihat dari fisik kita masing-masing
itu tidak sulit, tapi apakah kita tahu apa itu kesehatan mental??? Dalam
artikel ini saya akan menjelaskan apa itu kesehatan mental,faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan mental, dan contoh kasus kesehatan mental.
Kesehatan
mental, ialah kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan
perkembangan sesuai kemampuannya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun luar
dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat serta teman sebaya.
Seseorang
dapat mengikuti atau melakukan suatu aktivitas dengan baik bila ia sehat secara
mental. Yang dimaksud sehat secara mental adalah adanya rasa aman, kasih
sayang, kebahagiaan dan rasa diterima oleh orang lain. Sebaliknya seseorang
akan mengalami hambatan mengikuti atau melakukan suatu aktivitas bila kesehatan
mentalnya terganggu, seperti adanya: rasa cemas, sedih, marah, kesal, khawatir,
rendah diri, kurang percaya diri dan lain-lain.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan
Mental Manusia
Mental
sehat manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan external. Keduanya saling
mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa menyebabkan
gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
A.
Faktor Internal
Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat,
bakat, keturunan dan sebagainya. Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik,
pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya. Contoh bakat
yakni misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan
lain-lain. Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas,
potensi diri, dan sebagainya.
B.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi mental seseorang. Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan
seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik,
kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.
Faktor
luar lain yang berpengaruh yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama,
pemerintah, pendidikan, pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya. Faktor eksternal
yang baik dapat menjaga mental seseorang, namun faktor external yang buruk /
tidak baik dapat berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Schizophrenia
adalah gangguan mental yang ditandai dengan disintegrasi proses pemikiran dan
respon emosional. Ini paling sering bermanifestasi sebagai halusinasi
pendengaran, delusi paranoid atau aneh, atau bicara tidak teratur dan berpikir,
dan disertai dengan disfungsi sosial atau pekerjaan yang signifikan. Timbulnya
gejala biasanya terjadi pada dewasa muda, dengan prevalensi seumur hidup global
sekitar 0,3-0,7%. Diagnosa didasarkan pada perilaku yang diamati dan pengalaman
pasien yang dilaporkan.
Inilah definisi kesehatan mental
dari beberapa ahli:
1.
Pieper dan Uden (2006)
Kesehatan
mental adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah
terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya
sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi
masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya
serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
2.
Alexander Schneider
Ilmu
kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat
prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan
psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan
menyesuaikan diri.
3.
Samson, Sin dan Hofilena
Ilmu
kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara
fungsi-fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara
fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidakmampuan menyesuaikan diri atau
kegiatan-kegiatan mental yang kalut.
4.
Notosoedirjo dan Latipun (2005)
Terdapat
banyak definisi dari kesehatan mental (mental hygene) yaitu:
(1).
Karena tidak mengalami gangguan mental,
(2).
Tidak jatuh sakit akibat stessor,
(3).
Sesuai dengan kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya,
(4).
Tumbuh dan berkembang secara positif.
Sehat mental karena tidak mengalami
gangguan mental.
Orang
yang sehat mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas
dari sakit dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005), mengatakan bahwa kesehatan mental atau
psikologis itu “as the presence of successfull adjustmet or the absence of
psychopatology” dan yang dikemukakan oleh Kazdin yang menyatakan kesehatan
mental ”as a state in which there is an absence of dysfunction in psychological,
emotional, behavioral and sosial spheres”.
Pengertian
ini bersifat dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan sakit atau sehat
psikisnya. Sehat jika tidak terdapat sedikitpun gangguan psikisnya dan jika ada
gangguan psikis maka diklasifikasikan sebagai orang sakit.
Dengan
kata lain sehat dan sakit itu mental itu bersifat nominal yang dapat dibedakan
kelompok-kelompoknya. Sehat dengan pengertian ”terbebas dari gangguan”, berarti
jika ada gangguan sekalipun sedikit adanya, seseorang itu dianggap tidak sehat.
Sehat mental jika tidak sakit
akibat adanya stressor
Notosoedirjo
dan Latipun (2005), mengatakan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang
yang dapat menahan diri untuk tidak jatuh sakit akibat stressor (sumber stres).
Seseorang
yang tidak sakit meskipun mengalami tekanan-tekanan maka menurut pengertian ini
adalah orang yang sehat. Pengertian ini sangat menekankan pada kemampuan
individual merespon lingkungannya.
Sehat mental jika sejalan dengan
kapasitasnya dan selaras dengan lingkungannya
Michael
dan Kirk Patrick (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) memandang bahwa
individu yang sehat mentalnya jika terbebas dari gejala psikiatris dan individu
itu berfungsi secara optimal dalam lingkungan sosialnya. Pengertian ini
terdapat aspek individu dan aspek lingkungan. Seseorang yang sehat mental itu
jika sesuai dengan kapasitasnya diri sendiri dan hidup tepat yang selaras
dengan lingkungannya.
Sehat mental karena tumbuh dan
berkembang secara positif
Frank,
L. K. (dalam Notosudirjo & Latipun, 2005) merumuskan pengertian kesehatan
mental secara lebih komprehensif dan melihat kesehatan mental secara ”positif”.
Dia mengemukakan bahwa kesehatan mental adalah orang yang terus menerus tumbuh,
berkembang dan matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab, menemukan
penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi biayanya sendiri atau oleh
masyarakat) dalam berpartisipasi dalam memelihara aturan sosial dan tindakan
dalam budayanya.
Dari
berbagai pengertian yang ada, Johada (dalam Notosoedirjo dan Latipun, 2005),
merangkum pengertian kesehatan mental dengan mengemukakan tiga ciri pokok
mental yang sehat:
(a).
Seseorang melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungan atau melakukan usaha untuk menguasai, dan mengontrol
lingkungannya, sehingga tidak pasif menerima begitu saja kondisi sosialnya.
(b).
Seseorang menunjukkan keutuhan kepribadiaannya – mempertahankan integrasi kepribadian yang stabil yang diperoleh
sebagai akibat dari pengaturan yang aktif.
(c).
Seseorang mempersepsikan “dunia” dan dirinya dengan benar, independent dalam
hal kebutuhan pribadi.
Federasi
Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health) merumuskan
pengertian kesehatan mental sebagai berikut.
(1).
Kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya perkembangan yang
optimal baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai
dengan keadaan orang lain.
(2).
Sebuah masyarakat yang baik adalah masyarakat yang membolehkan perkembangan ini
pada anggota masyarakatnya selain pada saat yang sama menjamin dirinya
berkembang dan toleran terhadap masyarakat yang lain.
Dalam
konteks Federasi Kesehatan Mental Dunia ini jelas bahwa kesehatan mental itu
tidak cukup dalam pandangan individual belaka tetapi sekaligus mendapatkan
dukungan dari masyarakatnya untuk berkembang secara optimal.
Prinsip-prinsip
pengertian kesehatan mental adalah sebagai berikut:
1.
Kesehatan mental adalah lebih dari tiadanya perilaku abnormal. Prinsip ini
menegaskan bahwa yang dikatakan sehat mentalnya tidak cukup kalau dikatakan
sebagai orang yang tidak mengalami abnormalitas atau orang yang normal.
Karena
pendekatan statistik memberikan kelemahan pemahaman normalitas itu. Konsep
kesehatan mental lebih bermakna positif daripada makna keadaan umum atau
normalitas sebagaimana konsep statistik.
2.
Kesehatan mental adalah konsep yang ideal. Prinsip ini menegaskan bahwa
kesehatan mental menjadi tujuan yang amat tinggi bagi seseorang. Apalagi
disadari bahwa kesehatan mental itu bersifat kontinum.
Jadi
sedapat mungkin orang mendapatkan kondisi sehat yang paling optimal dan
berusaha terus untuk mencapai kondisi sehat yang setinggi-tingginya.
3.
Kesehatan mental sebagai bagian dan karakteristik kualitas hidup. Prinsip ini
menegaskan bahwa kualitas hidup seseorang salah satunya ditunjukkan oleh kesehatan
mentalnya. Tidak mungkin membiarkan kesehatan mental seseorang untuk mencapai
kualitas hidupnya, atau sebaliknya kualitas hidup seseorang dapat dikatakan
meningkat jika juga terjadi peningkatan kesehatan mentalnya.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah:
Suatu kondisi di mana kepribadian,
emosional, intelektual dan fisik seseorang tersebut dapat berfungsi secara
optimal, dapat beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan dan stressor,
menjalankan kapasitasnya selaras dengan lingkungannya, menguasai lingkungan,
merasa nyaman dengan diri sendiri, menemukan penyesuaian diri yang baik
terhadap tuntutan sosial dalam budayanya, terus menerus bertumbuh, berkembang
dan matang dalam hidupnya, dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan
menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan
sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar