Rabu, 23 Oktober 2013

Manusia Dan Kebudayaan

Lita Daniyah Agustiany
1PA16
15513013
Manusia dan Kebudayaan
 Manusia sendiri secara etimologis berasal dari kata sansekerta “Manu” atau latin “Mens” yang artinya berakal budi atau berpikir. Sedangkan secara istilah manusia merupakan sebuah konsep atau fakta, gagasan, kelompok atau individu. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantun dari orang lain.

Manusia terdiri dari 4 unsur:
-    Jasad    : fisik manusia yang tampak dari luar, menempati ruang dan waktu.
-    Hayat    : unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
-    Ruh    : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
-    Nafs     : kesadaran tentang diri sendiri.

Budaya / kebudayaan berasal dari kata sansekerta, yaitu budhayah (jamak dari “budhi”) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.

Kebudayaan memiliki beberapa aspek yang meliputi:
-    Kesenian
-    Bahasa
-    Adat istiadat
-    Budaya daerah
-    Budaya nasional

Selain itu beberapa sifat kebudayaan diantaranya:

-    Etnosentris, yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yg meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.

-    Universal, yaitu umum dan menyeluruh.

-    Akulturasi, yaitu saling bertemu dan mempengaruhi (budaya).

-    Adaptif, yaitu dapat disesuaikan.

-    Dinamis, yaitu berkembang mengikuti zaman.

-    Integratif, yaitu membaur membentuk kesatuan.

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
-    Alat-alat teknologi
-    Sistem ekonom
-    Keluarga
-    Kekuasaan politik

Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
-    Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
-    Organisasi ekonomi.
-    Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
-    Organisasi kekuatan (politik)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
-    Gagasan (Wujud ideal): wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
-    Aktivitas (tindakan): wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
-    Artefak (karya):  wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Ada 5 masalah dasar penentu orientasi nilai budaya manusia, yaitu:
-    Hakekat Hidup
-    Hakekat Karya
-    Pandangan Terhadap Alam
-    Hubungan Manusia dengan Manusia
-    Persepsi Manusia Tentang Waktu

Perubahan kebudayaan dipengaruhi 2 jenis faktor, yaitu:

Fator Internal:
a. Jumlah penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
 b. Adanya penemuan baru (discovery, invention, inovation).
 c. Konflik dalam masyarakat.
 d. Pemberontakan atau revolusi.

Faktor Eksternal:
a. Perubahan alam.
b. Peperangan.
c. Pengaruh kebudayaan lain secara difusi, akulturasi, dan asimilasi.

Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai dwi tunggal yang artinya biarpun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan 1 kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan yang setelahnya kebudayaan itulah yang akan mengatur hidup manusia agar tercipta keselarasan.dengan kata lain kebudayaan menjadi salah satu pedoman bagi manusia untuk bersikap dan berperilaku dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya.

Manusia memiliki 4 kedudukan terhadap kebudayaan :
1.  Penganut kebudayaan
2.   Pembawa kebudayaan
3.   Manipulator kebudayaan
4.   Pencipta kebudayaan

Manusia sebagai masyarakat juga memiliki hubungan erat dengan kebudayaan. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan “segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”. Teori ini disebut dengan cultural-determinism.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar