Lita Daniyah Agustiany
1PA16
15513013
Manusia dan Kebudayaan
Manusia sendiri secara etimologis berasal dari kata sansekerta “Manu” atau latin “Mens” yang artinya berakal budi atau berpikir. Sedangkan secara istilah manusia merupakan sebuah konsep atau fakta, gagasan, kelompok atau individu. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantun dari orang lain.
Manusia terdiri dari 4 unsur:
- Jasad : fisik manusia yang tampak dari luar, menempati ruang dan waktu.
- Hayat : unsur hidup yang ditandai dengan gerak.
- Ruh : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
- Nafs : kesadaran tentang diri sendiri.
Budaya / kebudayaan berasal dari kata sansekerta, yaitu budhayah (jamak dari “budhi”) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Kebudayaan memiliki beberapa aspek yang meliputi:
- Kesenian
- Bahasa
- Adat istiadat
- Budaya daerah
- Budaya nasional
Selain itu beberapa sifat kebudayaan diantaranya:
- Etnosentris, yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yg meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
- Universal, yaitu umum dan menyeluruh.
- Akulturasi, yaitu saling bertemu dan mempengaruhi (budaya).
- Adaptif, yaitu dapat disesuaikan.
- Dinamis, yaitu berkembang mengikuti zaman.
- Integratif, yaitu membaur membentuk kesatuan.
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- Alat-alat teknologi
- Sistem ekonom
- Keluarga
- Kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
- Organisasi ekonomi.
- Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama).
- Organisasi kekuatan (politik)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
- Gagasan (Wujud ideal): wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
- Aktivitas (tindakan): wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.
- Artefak (karya): wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Ada 5 masalah dasar penentu orientasi nilai budaya manusia, yaitu:
- Hakekat Hidup
- Hakekat Karya
- Pandangan Terhadap Alam
- Hubungan Manusia dengan Manusia
- Persepsi Manusia Tentang Waktu
Perubahan kebudayaan dipengaruhi 2 jenis faktor, yaitu:
Fator Internal:
a. Jumlah penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
b. Adanya penemuan baru (discovery, invention, inovation).
c. Konflik dalam masyarakat.
d. Pemberontakan atau revolusi.
Faktor Eksternal:
a. Perubahan alam.
b. Peperangan.
c. Pengaruh kebudayaan lain secara difusi, akulturasi, dan asimilasi.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai dwi tunggal yang artinya biarpun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan 1 kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan yang setelahnya kebudayaan itulah yang akan mengatur hidup manusia agar tercipta keselarasan.dengan kata lain kebudayaan menjadi salah satu pedoman bagi manusia untuk bersikap dan berperilaku dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Manusia memiliki 4 kedudukan terhadap kebudayaan :
1. Penganut kebudayaan
2. Pembawa kebudayaan
3. Manipulator kebudayaan
4. Pencipta kebudayaan
Manusia sebagai masyarakat juga memiliki hubungan erat dengan kebudayaan. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan “segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”. Teori ini disebut dengan cultural-determinism.
Rabu, 23 Oktober 2013
Kamis, 17 Oktober 2013
Manusia dan Pandangan Hidup
LATAR BELAKANG
Dalam hidup ini, pandangan hidup ternyata
sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun akan datang. Pandangan
hidup merupakan bagian hidup manusia, karena tidak ada seorang pun yang hidup
tanpa pandangan hidup meskipun tingkahnya berbeda-beda.
Menurut Koendjaraningrat, pandangan hidup
adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, yang dipilih secara
selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat. Pandangan hidup
terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup, semuanya itu tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan.
Dalam hidup ini kita sangat membutuhkan pandangan
hidup, karena pandangan hidup akan mengacu kita pada kehidupan yang lebih baik
dan memotifikasi kita untuk menggapai sesuatu yang kita inginkan.
A.
Pandangan
Hidup dan Ideologi
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan-hidup kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kita pun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup kita. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan hidup tertentu yang pasti, Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak sana tabrak sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan-hidup kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kita pun akan menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup kita. Apapun agama yang kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan hidup tertentu yang pasti, Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak sana tabrak sini, sampai dengan menemukan sebentuk pandangan hidup yang rasanya cocok, sesuai dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat berhati-hati.
Sedangkan Ideologi adalah kumpulan ide
atau gagasan. Kata ideologi diciptakan
oleh Destutt de Tracy pada abad
ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideology berasal dari bahasa
Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu edios yang artinya gagasan
atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah
sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai
oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nila dasar dan keyakinan yang
dijunjung tinggi. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkanWeltanschauung), secara umum
(lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk
menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik.
B.
Cita-Cita
Cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi. Dengan kata lain cita-cita merupakan keinginan, harapan, atau tujuan manusia yang selalu ada dalam pikirannya dan akan terus bertambah tinggi seiring bertambahnya usia manusia mtersebut. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup.
Cita-cita adalah perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita juga merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu. Berikut ada beberapa faktor yang menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita-citanya :
3 Faktor yang
menentukan dapat atau tidaknya seseorang mencapai cita-citanya antara lain:
- Manusia itu sendiri
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita-cita tersebut
- Seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai.
- Manusia itu sendiri
- Kondisi yang dihadapi dalam rangka mencapai cita-cita tersebut
- Seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai.
2
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapai tidaknya cita-citanya antara lain:
- Faktor yang menguntungkan
- Faktor yang menghambat.
- Faktor yang menghambat.
C. Makna Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan
atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yagn sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia
berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Sebagai mahluk pribadi,
manuda dapat menentukan sendiri a pa yang baik dan apa yang buruk. Baik dan
buruk itu ditentukan oleh suara hati. Suara hati adalah semacam bisikan didalam
hati yang mendesak seseorang, untuk menimbang dan menentukan baik buruknya
suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku. Jadi suara hati dapat merupakan
hakin untuk diri sendiri.
Suara hati selalu memilik yang baik, sebab itu ia selalu mendesak orang untuk berbuat
yang baik bagi dirinya. Oleh karena itu, kalau seseorang berbuat sesuatu sesuai
dengan bisikan hatinya, maka orang tersebut perbuatannya pasti baik. Jadi
berbuat dan bertindak menurut suara hati, maka tindakan itu adalah baik. Jadi
baik atau buruk itu dilihat menurut suara hati sendiri. Meskipun demikian harus
dinilai dan diukur menurut suatu atau pendapat umum. Jadi kebajikan adalah
perbuatan yang sesuai dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum
Tuhan. Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya,
karena tingkah laku bersumber pada pandangan hidup, maka setiap orang memiliki
tingkah laku sendiri-sendiri, sehingga tingkah laku setiap orang berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku seseorang adalah: factor
pembawaan, factor lingkungan dan pengalaman.
D.
Usaha dan Perjuangan
Usaha
perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus
kerja keras untuk kelangsungan hidupnya. Pejuangan untuk hidup sudah menjadi
kodrat manusia. Tanpa usaha dan pejuangan manusia tidak dapat hidup dengan
sempurna. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia harus bekerja keras.
Apabila seseorang bercita-cita menjadi seorag ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketetuan akademik.
Kerja keras itu dapat
dilakuakan dengan ilmu dari manapun, dilakukan
dengan jasmani atau dengan kedua duanya. Para ilmuwan lebih banyak
bekerja keras dengan otaknya/ilmu nya dari pada jasmani nya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuannya. Karena kemampuan
terbatas itu lah yang timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu
dengan manusia lainnya.
Kemampuan itu
terbatas pada fisik dan keahliannya. Orang yang bekerja dengan berfisik lemah
memperoleh hasil sedikit, keterampialn akan memperoleh penghasilan lebih banyak
jika dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai keterampilan. Karna itu
mencari ilmu dan keahlian itu keharusan dalam kehidupan seseorang. Sebagaimana
dinyatakan dalam ungkapan sastra: “tuntunlah ilmu dari bulan samapai liang
lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “long life education”.
Contoh dari usaha atau
perjuangan: seorang ayah untuk dapat menghidupi keluarganya, ia harus berusaha
bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya agar kebutuhan nya dapat
terpenuhi.
E. Keyakinan
dan Kepercayaan
Keyakinan/kepercayaan
yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari kata akal atau kekuasaan Tuhan
yang terbagi atas 3 aliran yakni :
Aliran naturalisme.
Aliran intelektualisme.
Aliran gabungan.
a.
Aliran Naturalisme
Hidup manusia
itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak
percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta
lengkap dengan aturan-aturannya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai
makhluk tidak mampu menguasai alam ini, karana manusia itu lemah. Manusia hanya
dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan. Aliran naturalisme
berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak ada Tuhan. Lalu mana
yang benar, yang benar adalah keyakinan. Jika kita yakin Tuhan itu ada maka
kita katakan Tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang
ada hanya natur.
Bagi yang
percaya Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi, manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan, karana itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan
yaitu agama. Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup,
maka keyakinan manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi pandangan hidup dilandasi
oleh ajaran-ajaran Tuhan melalui agamanya. Manusia yakin bahwa kebajikan itu
diridhoi oleh Tuhan pandangan hidup yang dilandasi keyakinan bahwa Tuhanlah
kekuasaan yang tertinggi, yang menentukan segala-galanya disebut pandangan
hidup keagamaan .
B. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini logika / akal. Manusia mengutamakan akal,
dengan akal manusia berpikir, mana yang benar menurut akal itulah yang baik,
walaupun bertentangan dengan kekuatan hati nurani. Manusia yakin bahwa dengan
kekuatan pikir (akal) kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses dengan akal
diciptakan teknologi. Akal berasal dari bahasa Arab, artinya kalbu, yang
berpusat di hati, sehingga timbul istilah “hati nurani”, artinya daya rasa. Di
barat hati nurani ini menipis, justru yang menonjol adalah akal yaitu logika
berpikir. Karena itu aliran ini banyak dianut di kalangan barat. Di timur orang
mengutamakan hati nurani yang baik menurut akal belum tentu baik menurut hati
nurani.
Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup ini dilandasi oleh keyakinan
manusia itu bermula dari akal. Jadi pandangan hidup ini dilandasi oleh
keyakinan kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik.
Manusia yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal. Pandangan hidup
ini disebut liberalisme. Kebebasan akal menimbulkan kebebasan bertingkah laku
dan berbuat, walaupun tingkah laku dan perbuatan itu bertentangan dengan hati
nurani. Kebebasan akal lebih ditekankan pada setiap individu. Karena itu
individu yang berakal dapat menguasai individu yang berpikir rendah.
c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah kekuatan gaib dan juga akal,
kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan
sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang
menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala sesuatu dunilai dengan akal, baik
sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa (hati nurani). Jadi apa yang benar
menurut logika berpikir juga dapat diterima oleh hati nurani.
Apabila
aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan
pandangan hidup. Apabila keyakinan lebih berat didasarkan pada logika berpikir,
sedangkan hati nurani dinomer duakan, kekuatan gaib dari Tuhan diakui adanya
tetapi tidak menentukan , dan logika berpikir tidak ditekankan pada logika
berpikir individu, melainkan logika berpikir kolektif (masyarakat), pandangan
hidup ini disebut sosialisme. Apabila dasar keyakinan itu kekuatan gaib
dari Tuhan dan akal, kedua-duanya mendasari keyakinan secara berimbang, akal
dalam arti baik sebagai logika berpikir maupun sebagai daya rasa, logika
berpikir baik secara individual maupun secara kolektif pandangan hidup ini
disebut sosialisme. Religius. Kebajikan yang dikehendaki adalah kebajikan
menurut logika berpikir dan dapat diterima oleh hati nurani, semuanya itu
berkat karunia Tuhan.
F.
Langkah berpandangan hidup yang baik
Manusia
pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya.Bagaimana kita
memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yangbersangkutan. Ada
yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapaitujuan dan ada
pula yang memperlakukan sebagai sarana kesejahteraan, ketenteraman
dansebagainya.Maka kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup
ini. Karenahanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat
memperlakukan pandanganhidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita
dengan baik. Maka dari itu di bawah inibeberapa langkah-langkah dalam
berpandangan hidup yang baik, sebagat berikut:
a.
Mengenal
Mengenal ini
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertamadan setiap
aktivitas hidupnya yang dalam hal ini mengenal apa itu pandangan hidup.Tentunya
kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup.
b. Mengerti
Tahap kedua untuk berpandangan hidup yang balk
adalah mengcrti. Mengerti di sinidimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup
itu sendiri. Bila dalam bernegara kita berpandangan
pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila
dan bagaimana
mengatur kehidupan bernegara. Begitu juga bagi yang berpandangan hidup pada
agama islam, hendaknya kita mengerti apa itu AlQur‟an, hadits dan ijmak itu dan
bagaimana ketiganya itu mengatu
kehidupan baik di dunia maupun
di akherat. Selain itu juga kita mengerti untuk apa dan dan mana Al Qur‟an,
hadits,dan ijmak itu. Sehingga dengan demikian mempunyai suatu konsep
pengrrtian tentangpandangan hidup Islam itu.
c. Menghayati
Langkah selanjutnya
setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup itu. Dengan menghayati
pandangan hidup kita memperoleh
gambaran
yang tepat dan benar
mengenai pandangan hidup itu sendiri.Mcnghayati di sini dapat diibaratkan
menghayati nilai-nilai yang terkandungdidalamnya, yaitu dengan memperluas dan
memperdalam pengetahuan mengenai pandanganhidup itu scndiri. Dengan menganalisa
dan bertanya kepada orang yang lebih mampu dalam pemahaman pandangan hidup.
d.
Meyakini
Setelah mengetahui
kebenaran dan validitasnya, baik secara kemanusiaan, maupunditinjau dan segi
kemasyarakatan maupun bernegara dan dan kehidupan di akherat, makahcndaknya
kita menyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini memerupakan
suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.Dengan
yakin (meyakini) berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlasterhadap
pandangan hidup itu. Adanya sikap menerima secara ikhlas ini maka
adakecenderungan untuk selalu brrpedoman kepadanya dalam segala tingkah laku
dantindakannya atau setidak-tidaknya tingkah laku dan tindak-tanduknya selalu dipengaruhi oleh pandangan hidup yang diyakininya.
e. Mengabdi
Pengabdian
merupakan suattu
hal yang penting
dalam
mcnghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih –
lebih oleh orang lain.Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaatnya.
Sedang perwujudan manfaat mengabdi
ini dapat dirasakan oleh pribadi
kita sendiri. Dan mengabdi itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan
atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat. Dampak berpandangan hidup Islam
yang antara lain yaitu mengabdi kepada orang kedua orang tua. Jadi bila kita sudah mengenal,
mengerti, menghayati dan meyakini pandangan hidupini, maka selayaknya disertai
dengan pengabdian Dan pengabdian maka hendaknya dijadikanpakaiannya baik dalam
waktu tenteram lebih-lebih bila menghadapi hambatan dan tantangan.
f. Mengamankan
Proses mengamankan
merupakan langkah terakhir. Tidak mungkin atau sedikitkemungkinan bila belum
mendalami langkah sebelumnya lalu akan ada proses mengamankanini. Langkah yang
terakhir ini merupakan langkah yang terberat dan benar-benarmembutuhkan iman
yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demitetap tegaknya
pandangan hidup itu.Misalnya seorang yang beragama Islam dan berpegang teguh
kepada pandanganhidupnya, lain suatu ketika dia dicela baik secara langsung
ataupun secara tidak Iangsung,maka jelas dia tak menenima celaan itu. Bahkan
bila ada orang yang ingin merusak ataubahkan ingin memusnahkan agama Islam baik
terang-terangan ataupun secara diam-diam,sudah tentu dan sudah selayaknya bila
kita mengadakan tindakan terhadap segala sesuatuyang menjadi pengganggu. Dengan
kata lain para pengikut pandangan hidup Islam akanbertindak untuk mengamankan
terhadap segala tindakan yang bermaksud atau inginmengganggu salah satu
diantara pandangan hidup itu, pasti ditindak selain oleh Allah kelak juga oleh para pengikut Islam itu sendiri.
Studi Kasus
Di negara kita sekarang ini, semakin
maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan
suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari. Mereka menafsirkan atau
mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada
satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan
secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk terciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka meninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid (mati di jalan Allah swt). Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Mereka juga tidak segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap, tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk terciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka meninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid (mati di jalan Allah swt). Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Mereka juga tidak segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap, tetapi terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada.
Langganan:
Postingan (Atom)