Minggu, 14 Juni 2015

Kehatan mental review film : A Beautiful Mind dan Identity

Kesehatan Mental Kelompok 4
Film 1 : A Beautiful  Mind
Film A Beautiful Mind menggambarkan kisah perjuangan seorang ahli matematika genius yang bernama John Forbes Nash, yang berhasil menciptakan konsep ekonomi yang kini dijadikan sebagai dasar dari teori ekonomi kontemporer. Selama Perang Dingin berlangsung, Nash mengidap schizophrenia yang membuatnya hidup dalam halusinasi dan selalu dibayangi ketakutan hingga ia harus berjuang keras untuk sembuh dan meraih hadiah Nobel tahun 1994, kala ia memasuki usia senja.
Kisah dibuka dengan Nash muda di tahun 1948 yang memulai hari-hari pertama kuliahnya di universitas bergengsi, Princeton University. Sejak awal, Nash -lelaki sederhana dari dusun Virginia digambarkan sebagai pribadi penyendiri, pemalu, rendah diri, introvert sekaligus aneh. Aku tak terlalu suka berhubungan dengan orang dan rasanya tak ada orang yang menyukaiku, ujar Nash berkali-kali. Di balik segala kekurangannya, Nash juga digambarkan sebagai laki-laki arogan yang bangga akan kepandaiannya. Ini ditunjukkannnya dengan cara menolak mengikuti kuliah yang dianggapnya hanya menghabiskan waktu dan membuat otak tumpul. Sebagai gantinya, Nash lebih banyak meluangkan waktu di luar kelas demi mendapatkan ide orisinal untuk meraih gelar doktornya dan diterima di pusat penelitian bergengsi, Wheeler Defense Lab di MIT.
Di tengah persaingan ketat, Nash mendapat teman sekamar yang sangat memakluminya, Charles Herman yang memiliki keponakan seorang gadis cilik Marcee. Nash yang amat terobsesi dengan matematika-sampai-sampai menulis berbagai rumus di kaca jendela kamar dan perpustakaanakhirnya secara tak sengaja berhasil menemukan konsep baru yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi modern dunia, Adam Smith. Konsep inilah yang dinamakannya dengan teori keseimbangan, yang mengantarkannya meraih gelar doktor. Mimpi Nash menjadi kenyataan. Tak hanya meraih gelar doktor, ia berhasil diterima sebagai peneliti dan pengajar di MIT.
Hidup Nash mulai berubah ketika ia diminta Pentagon memecahkan kode rahasia yang dikirim tentara Sovyet. Di sana, ia bertemu agen rahasia William Parcher. Dari agen rahasia ini, ia diberi pekerjaan sebagai mata-mata. Pekerjaan barunya ini membuat Nash terobsesi sampai ia lupa waktu dan hidup di dunianya sendiri.
Alicia Larde, seorang mahasiswinya yang cantik, yang membuatnya sadar bahwa ia juga membutuhkan cinta. Ketika pasangan ini menikah, Nash justru semakin parah dan merasa terus berada dalam ancaman bahaya gara-gara pekerjaannya sebagai agen rahasia. Nash semakin hari semakin terlihat aneh dan ketakutan, sampai akhirnya ketika ia sedang membawakan makalahnya di sebuah seminar di Harvard, Dr Rosen seorang ahli jiwa menangkap dan membawanya ke rumah sakit jiwa. Dari situlah terungkap, Nash mengidap paranoid schizophrenia. Beberapa kejadian yang dialami Nash selama ini hanya khayalan belaka. Tak pernah ada teman sekamar, Herman dan keponakannya yang menggemaskan, Marcee ataupun Parcher dengan proyek rahasianya.
Untungnya, Alicia adalah seorang istri setia yang tak pernah lelah memberi semangat pada suaminya. Dengan dorongan semangat serta cinta kasih yang tak pernah habis dari Alicia, Nash bangkit dan berjuang melawan penyakitnya.
Analisis Film:
Dari hasil sinopsis diatas, seseorang dapat dikatakan mengalami atau menederita skizofernia paranoid apabila memenuhi sintom-sintom sebagai berikut:
1.   Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan
-  Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya. Waham ini menjadikan penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.
Dalam film ini, Nash selalu merasa diikuti oleh agen rahasia. Agen ini selalu mengikuti Nash kemanapun ia pergi termasuk ke tempat ia mengajar.
-  Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.
Nash menganggap dirinya adalah pemecah kode rahasia terbaik dan mata – mata/agen rahasia.
-  Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.
Waham pengaruh ini terlihat pada saat adegan Nash mengiris pergelangan tangannya yang menurutnya di dalam tangannya tersebut terdapat kode rahasia.
2.  Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.
Dalam film ini, Nash mengatakan bahwa ia mempunyai teman sekamar yang bernama Charles Herman serta keponakannya yang bernama Marcee, serta ia juga merasa selalu diikuti oleh agen rahasia yang bernama William Parcher.
3.  Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh dan juga dapat dilihat dari cara berjalannya.
Dalam film ini, bisa dilihat bagaimana gaya berjalannya Nash. Pada saat berjalan Nash agak membungkuk dan juga bisa terlihat pada saat Nash berkenalan dengan teman-temannya.
4.  Adanya gangguan emosi
Gangguan emosi ini terlihat pada saat Nash menggendong anaknya yang masih bayi. Nash tidak merespon pada saat anaknya menangis.
5.  Penarikan sosial (social withdrawl), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.
Withdrawl Nash terlihat dari Nash yang tidak mempunyai teman pada saat ia sekolah. Ia lebih suka menyendiri di kamar dan perpustakaan dan ia juga mengatakan bahwa ia tidak terlalu suka berhubungan dengan orang lain.  Nash hanya mempunyai teman khayalannya yang bernama Charles Herman.
Film 2 : Identity
Film identity dimulai dari suatu rumah sakit jiwa yang ngadain pengadilan dalam kondisi khusus buat pembunuh psycho yang mengidap multiple personality atau kepribadian ganda bernama Malcolm Rivers (Pruitt Taylor Vince). Abis itu cerita beralih ke sebuah motel di deket Las Vegas dimana satu keluarga terjebak dalam badai dan harus stay di motel itu. Keluarga yang terdiri dari ayah bernama George York, ibu yang bernama Alice York dan anak laki – laki bernama Timmy itu mengalami kecelakaan kecil yang menyebabkan Alice terluka parah.
Sementara itu mereka ditolong oleh seorang sopir limusin, Edward (John Cusack) yang sedang mengantar seorang aktris, Caroline. Larry, si pemilik hotel kemudian menyarankan agar Alice dibawa ke rumah sakit terdekat yang jaraknya sekitar 30 mil dari motel. Akhirnya si sopir limusin yang bernama Edward, pergi ke RS tersebut. Sayangnya di tengah jalan ia terjebak banjir lalu kemudian bertemu pasangan bernama Ginny Isiana (Clea DuVall) dan Lou Isiana (William Lee Scott) di dalam mobil yang juga terjebak banjir. Edward kemudian menumpang bersama mereka untuk kembali ke motel.
Setelah itu datang seorang PSK bernama Paris (Amanda Peet) yang ingin berhenti dari pekerjaannya dan membuka perkebunan jeruk bermaksud untuk menginap di hotel tersebut. Kemudian disusul seorang polisi bernama Rhodes (Ray Liotta) bersama napi pindahan yang kehabisan bensin. Mereka semua pun kemudian menginap di hotel tersebut. Tak lama kemudian, terjadi pembunuhan di hotel tersebut. Pertama si aktris yang kepalanya ditemukan di mesin cuci motel, disusul Lou, suami Ginny. Awalnya dicurigai si pembunuh adalah napi yang dibawa oleh Rhodes. Tapi kemudian ternyata si napi juga dibunuh dengan tongkat bisbol.
Anehnya di setiap penemuan mayat ditemukan kunci kamar motel dengan urutan nomor 10 untuk si aktris, 9 untuk Lou dan 8 untuk si napi. Tak disangka, ditemukan mayat dalam lemari pendingin yang ternyata pemilik motel sebelumnya. Beberapa waktu yang lalu, Larry menemukan si pria sudah mati ketika datang ke motel, namun ia bingung harus melakukan apa sehingga mayatnya disimpan dalam lemari pendingin agar menunggu keluarganya datang tetapi tak pernah ada yang datang melainkan tamu – tamu yang bermaksud menyewa kamar. Jadilah Larry mengambil alih motel tersebut.
Sayangnya tak ada yang percaya dengan cerita Larry sehingga ia dituduh sebagai pembunuh orang – orang tersebut. Larry yang panik kemudian kabur dengan mobil, namun tidak sampai ia keluar dari motel, ia menabrak George. Larry akhirnya diamankan dan kemudian Alice yang terluka parah meninggal. Ginny yang kemudian mengambil peran sebagai pelindung bagi Timmy kemudian kabur membawa Timmy. Namun mobil yang mereka tumpangi meledak sebelum keluar dari motel.
Akhirnya orang – orang yang tersisa hanya tinggal Edward, Rhodes, Paris, dan Larry. Mereka menerka – nerka latar belakang dari pembunuhan ini. Ternyata ulang tahun mereka dan orang – orang yang dibunuh bertanggal sama, yaitu 10 Mei dan mereka memiliki nama depan atau nama belakang yang mirip nama Negara bagian seperti Edward 'Ed' Dakota - Samuel Rhodes - Paris Nevada - George York - Alice York - Timmy York - Larry Washington - Caroline Suzanne - Virginia "Ginny" Isiana - Lou Isiana - Robert Maine. Kecurigaan mulai timbul satu sama lain yang menyebabkan Larry terbunuh.
Tiba tiba scene berganti kembali ke pengadilan Malcolm Rivers, ternyata dalam diri Malcolm terdapat lebih dari 10 karakter berbeda yang ia karang sendiri dan saling membunuh dalam cerita di motel tersebut. Dokter yang menanganinya percaya bahwa tokoh Rhodes lah yang merupakan karakter pembunuh. Dengan kata lain, seluruh kejadian di motel merupakan rekayasa pikiran Malcolm Rivers yang diperintahkan untuk menghilangkan kepribadian pembunuh dalam dirinya. Dalam jalannya sidang seperti melihat seluruh kepribadian Malcolm yang saling membunuh, hal ini untuk membuktikan bahwa sebenarnya raga Malcolm tidak bersalah, tetapi pikiran – pikirannyalah yang berbahaya.
Cerita lalu kembali pada kejadian di motel, Edward dan Rhodes saling menembak hingga keduanya tewas. Hingga tersisa Paris yang akhirnya melanjutkan hidup membuka kebun jeruk atau sama saja seperti karakter Paris lah yang akhirnya dipertahankan Malcolm. Namun unpredictable ending dalam film ini patut diacungi jempol. Ternyata karakter pembunuh sebenarnya adalah Timothy atau Timmy anak dari George dan Caroline. Dialah yang membunuh orang – orang atau kepribadian – kepribadian Malcolm. Di akhir cerita, Paris yang sedang menggali tanah tiba – tiba menemukan kunci motel bernomor 1, kemudian tiba – tiba datang Timmy lalu membunuhnya sebagai wujud dari Malcolm yang mempertahankan karakter Timmy dalam dirinya.
Analisis Film :
1.      Teori Kepribadian Ganda (Multiple personality)
Menurut Bleuler (1950) dalam Yustinus, Kepribadian ganda adalah suatu gangguan dimana seorang individu mengembangkan sejumlah kepribadian yang sangat berbeda dan terpisah.
Simptom kepribadian ganda sebenarnya juga terdapat pada orang normal, seperti misalnya, kalau orang berkata : “ Aku sebenarnya tidak tahu apa sebabnya aku berbuat demikian”. Ini terutama terjadi kalau orang terasing dari sanak keluarganya atau teman-temannya dalam keadaan yang sangat tertekan.
Penyebabnya menurut segi pandang psikoanalitik, gangguan-gangguan disosiatif itu terjadi karena salah satu bagian dari jiwa atau kesadaran pecah atau terpisah dari bagian-bagian lainnya. Gangguan-gangguan tersebut dalam pandangan psikoanalitik disebabkan oleh represi yang hebat dan bahanyang ditekan itu biasanya dihubungkan dengan hasrat-hasrat seksual pada masa kanak-kanak (tahap Oedipus) yang tidak dapat diterima. Pada masa dewasa, hasrat-hasrat seksual (hasrat-hasrat oedipal) itu bertambah kuat dan sampai pada akhirnya sering terungkap berupa tindakan seksual yang impulsive. Represi itu rupanya tidak mencukupi; oleh karena itu, individu berusaha menghilangkan seluruh peristiwa yang ditekan dari kesadaran. Ini dilakukan individu dengan memisahkan seluruh bagian kepribadian dari kesadaran (Buss 1966 dalam Yustinus) atau dengan memperoleh suatu identitas baru untuk bagian yang dipisahkan dari dirinya itu.