1.
Social
Facilitation
Semenjak
saya duduk di bangku kuliah sebagian besar mata kuliah memberikan tugas dalam
bentuk kelompok pembuatan makalah dan disajikan dengan cara presentasi. empat orang teman saya itu memang tinggi
motivasi dan minatnya dalam belajar. Mereka menyiapkan bahan dengan semangat
dan rajin untuk mencari referensi dari buku . dari situlah entah kenapa saya
juga menjadi ikut bersemangat mengerjakan
penyusunan bahan, saya jadi mau untuk memperkuat bahan kami dengan
mencari bahan dari sumber lain, saya juga rajin berdiskusi dengan teman dan
kami sampai menyusun pertanyaan yang kami prediksi akan ditanyakan teman-teman
satu kelas kami ketika kami selesai berdiskusi (hal yang tidak pernah saya
lakukan sebelumnya). Selain itu ketika presentasi pun saya dapat memberikan
yang terbaik sebab saya melihat teman-teman saya juga berperilaku demikian.
2.
Social
Loafing
Dosen
membagi kelas kedalam kelompok-kelompok presentasi. anggota kelompok yang
cenderung untuk Social Loafing, bisa jadi karena dua hal; Pertama karena dalam
satu kelompok semua adalah pemalas. Dan kedua karena dalam satu kelompok
terdapat 1 atau 2 orang yang dianggap memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
tugas tanpa harus melibatkan tenaga satu kelompok. Mendapatkan rekan pemalas
dalam satu kelompok tidak bisa dibilang malapetaka, begitu juga sebaliknya. Social
Loafing menyadari bahwa rekan sekelompoknya telah dan sedang berusaha keras
menyelesaikan tugas kelompok.
3.
Deindeviduasi
SUPORTER
SEPAK BOLA (STUDI KASUS PADA THE JAKMANIA CEMPAKA PUTIH)
Adapun
karakteristik subjek adalah subjek tidak sadar saat melakukan kerusuhan, bahwa
subjek rusuh karena ikut-ikutan dengan temannya dan subjek juga tidak bisa
mengendalikan diri saat kerusuhan.
Sumber :